KOMISI XI DPR TANYAKAN KINERJA PT PLN
25-05-2009 /
KOMISI XI
Komisi XI DPR mempertanyakan kinerja PT PLN karena belum semua desa tercover listrik PLN.
Hal tersebut mengemuka saat Komisi XI DPR mengadakan RDP dengan PT PLN dipimpin oleh Wakil Ketua Asman Abnur, di Gedung Nusantara I, Senin, (25/5).
Melchias Markus Mekeng (F-PG) mengatakan, masyarakat telah dirugikan oleh PLN karena seringkali PLN berdalih tidak ada daya listrik tetapi saat kontraktor minta disediakan. "Ini membuat masyarakat tidak percaya apalagi subsidi listrik untuk PLN sangat besar,"katanya.
Dia menambahkan, seringkali saat orang akan memasang sambungan dibebani Rp 2.5 Juta. "Ini apakah mungkin beban instalasi tidak dibebankan kepada masyarakat."terangnya.
Untuk itu, terang Mekeng, PLN harus memperhatikan kebutuhan masyarakat kecil bahkan saat ini terdapat 58 persen desa di NTT belum tercoverage listrik.
Sementara Ramson Siagian (F-PDIP) mengatakan, PLN harus lebih kompetitif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. "Karena saat ini UU ketenagalistrikan dipatahkan oleh MK dan kembali kepada UU listrik tahun 1985 dimana distribusi dan monopoli kembali kepada PLN,"terangnya.
Menurut Ramson, seharusnya kita harus memikirkan bagaimana menekan cost per KWH untuk memperkecil subsidi didalam APBN. "Ini harus dibuat rencana yang jelas bukan hanya sektoral tetapi harus ada rencana strategis untuk masa datang,"katanya.
Guna meningkatkan kapasitas dan infrastruktur Listrik dalam menunjang area coverage listrik keseluruh pelosok desa. PLN merencanakan akan membangun PLTU Adipala di Cilacap dan PLTU Pacitan pada 10 Juni 2009. PLTU Adipala membutuhkan dana US$ 468 juta dan PLTU Pacitan membutuhkan US$ 293 juta.
"Direncanakan akan ditandatangani 10 Juni 2009 pendanaan untuk PLTU Adipala 660 MW dan dan PLTU Pacitan 2x315 MW," ujar Dirut PLN Fahmi Mochtar.
Menurut Fahmi, PLTU Adipala bekerjasama dengan China Development Bank untuk kebutuhan dana yang mencapai sekitar US$ 468 juta. Sedangkan untuk PLTU Pacitan, PLN bekerja sama dengan China Exim Bank untuk pendanaan sebesar US$ 293 juta.
Dia menambahkan, dana awalnya berasal dari PLN dahulu dan akan selesai pada 2011 mendatang. "Targetnya Adipala pada 2011, begitupula dengan Pacitan ditargetkan selesai pada tahun yang sama," tandas Fahmi. (si)